Jangan Merasa Malu Menagih Utang, Karena Itu Sebuah Kewajiban
Jika ada orang yang belum membayar utang, apa yang akan Anda
lakukan? Banyak dari kita membiarkannya, sambil gerutu sendirian. Ya, mereka
menggerutu karena orang yang berutang belum saja bayar. Padahal, untuk apa
menggeretu, lebih baik tagih saja. Tapi sayang, banyak orang malu jika menagih
utang.
Tahukah Anda, bahwa menagih utang adalah kewajiban. Mengapa?
Sebab, boleh jadi orang yang berutang lupa terhadap utangnya. Dan Anda sebagai
pemberi utang, wajib untuk mencatat utangnya. Tentunya, ada waktu yang telah
disepakati dalam pelunasan utang. Jika pada waktu yang telah ditentukan itu
masih saja belum terlunasi, maka Anda jangan hanya berdiam diri saja.
Dengan Anda menagih utang, maka Anda telah membantu orang
yang berutang itu dalam menunaikan kewajibannya. Sebab, orang yang berutang
memiliki tanggungjawab yang berat. Jika utang belum dilunasi hingga ajal
menghampiri, maka itu akan menjadi penghalang bagi dirinya.
Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah ﷺ, “Ruh seorang mukmin yang
meninggal dunia akan terus menggantung selama utangnnya belum dilunasi,” (HR.
Turmudzi).
Dalam menagih utang, Anda bisa melakukannya dengan cara yang
baik. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah ﷺ,
“Jika yang punya utang mempunyai iktikad baik, maka hendaknya menagih dengan
sikap yang lembut penuh maaf. Boleh menyuruh orang lain untuk menagih utang,
tetapi terlebih dulu diberi nasihat agar bersikap baik, lembut dan penuh pemaaf
kepada orang yang akan ditagih,” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Hakim).
Kita pun harus ingat bahwa, “Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
memberikan kasih sayang-Nya kepada orang yang bermurah hati ketika menagih
utang,” (HR. Bukhari). Bahkan, sangat baik kalau kemudian mengikhlaskanya dan
menyedekahkannya. Karena menyedekahkan utang terhadap orang yang menemui
kesulitan atau kesukaran mengembalikannya, itu lebih baik. Sebagaimana Allah
berfirman, “Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 280).
Jika diperlukan, Anda juga boleh menagih dengan agak
“keras”. Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah, “Seseorang menagih utang kepada
Rasulullah ﷺ,
sampai dia mengucapkan kata-kata pedas. Maka para sahabat hendak memukulnya,
maka Nabi ﷺ
berkata, ‘Biarkan dia. Sesungguhnya si empunya hak, berhak berucap. Belikan
untuknya unta, kemudian serahkan kepadanya.’ Mereka (para sahabat) berkata,
‘Kami tidak mendapatkan, kecuali yang lebih bagus dan untanya.’ Nabi ﷺ bersabda, ‘Belikan
untuknya, kemudian berikan kepadanya.’ Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah
yang paling baik dalam pelunasan utang,” (HR. Bukhari).
Jadi, jangan sampai Anda membiarkan orang lain lalai dalam
membayar utangnya. Ingatkan dia terhadap utangnya dengan menagihnya. Jika orang
yang berutang belum atau tidak mampu membayar utang, maka alangkah lebih baik
bagi Anda untuk melunasinya. Tapi, jika orang yang berutang itu mampu namun
enggan membayar utang, maka Anda bisa menagihnya dengan agak keras, semata-mata
agar ia mau memenuhi kewajibannya.
Sumber: god4youdear
0 Response to "Jangan Merasa Malu Menagih Utang, Karena Itu Sebuah Kewajiban"
Posting Komentar